Tulisan ini adalah seri ketiga tentang Fotografi Dasar. Tulisan sebelum seri Shutter Speed ini adalah Fotografi Dasar : Segitiga Eksposur (1) dan Fotografi Dasar : Diafragma (2).
Di sini saya tidak akan mengupas tuntas sampai bagaimana Shutter Speed secara mekanis bekerja. Tetapi saya hanya akan mengulas bagaimana menggunakan Shutter Speed.
Telah disinggung terlebih dulu pada tulisan pertama yaitu Segitiga Eksposur, jika Shutter Speed fungsinya adalah mengatur durasi cahaya menyentuh sensor. Karena eranya sudah era digital maka saya sebutkan sensor bukan film. Meskipun fungsinya sama antara shutter speed pada kamera digital maupun kamera analog.
fungsi shutter speed/kecepatan rana
Rana merupakan salah satu bagian kamera yang paling penting dalam proses terciptanya sebuah gambar. Menurut SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).
Fungsi kecepatan rana (shutter speed) adalah, mengatur lamanya cahaya yang melewati lensa untuk mencahayai film atau sensor digital. Kecepatan rana diartikan sebagai berapa lama rana terbuka.
Ketika rana terbuka akibat tombol pelepas rana ditekan. Cahaya akan masuk ke kamera dan mengenai film atau sensor, sehingga objek terekam atau tersimpan dalam media penyimpanan data digital.
Semakin lama sensor ini terbuka maka semakin banyak cahaya yang terekam oleh sensor kamera. Satuan kecepatan rana menggunakan detik. Penggunaan kecepatan rana pada saat pemotretan akan menjadikan imaji terkesan adanya gerak atau menjadikan gambar yang beku.
Untuk SKKNI dapat diunduh di standarkompetensi.naker.go.id lalu cari SKKNI 2014-355 Bidang Fotografi
Satuan yang digunakan
Jika di kamera terlihat angka 60 saja atau 1/60 (beda merk beda tampilan), ini artinya kecepatan rananya 1/60 detik. Kalau terlihat tandanya ada petiknya semisal 10″ ini artinya kecepatan rananya 10 detik.
Pengaruh Perbedaan Kecepatan Rana
Durasi yang lebih lama akan menghasilkan gambar yang lebih terang. Durasi yang lebih singkat maka akan menghasilkan gambar yang lebih gelap. Inilah hubungan antara Shutter Speed terhadap Segitiga Eksposur.
kelebihan dan kekurangan.
Shutter Speed Tinggi
Kelebihannya adalah gambar lebih tajam atau objek yang terekam lebih beku (freeze) karena kamera merekam lebih cepat.
Kekurangannya adalah gambah yang dihasilkan bisa jadi lebih gelap.
Shutter Speed Rendah
Kelebihannya adalah gambar lebih terang karena kamera menangkap cahaya lebih lama.
Kekurangannya adalah kemungkinan blur lebih tinggi. Blur di sini beda dengan blur yang terjadi akibat menggunakan Diafragma kecil (bukaan besar) pada lensa. Tetapi blur yang dimaksud adalah Motion Blur, yaitu blur yang terjadi karena adanya pergerakan. Baik itu objeknya maupun pergerakan kamera ketika memotret. Yang terakhir ini biasanya orang menyebutnya dengan istilah shaking atau goyang.
Shaking yang diakibatkan penggunaan Shutter Speed rendah ini bisa diminimalisir dengan menggunakan tripod. Tetapi tripod ini hanya menghilangkan kemungkinan shake karena tangan goyang ketika memotret. Meskipun menggunakan tripod jika objek bergerak dengan cepat, maka objek itu tetap akan blur seperti contoh di bawah ini.
Dasar yang perlu diperhatikan untuk menentukan berapa nilai Shutter Speed adalah, seberapa cepat atau seberapa lambat objek bergerak. Biasanya speed yang aman saya pribadi menyarankan 1/125 atau lebih cepat.
Bersambung ke Fotografi Dasar: ISO (4)
Leave a Reply