Menyambung bahasan kita yang kemarin tentang Segitiga Fotografi, di akhir pembahasan saya memberikan tiga contoh foto dengan eksposur yang sama tetapi dengan semua setting-an yang berbeda. Tidak ada satu elemen pun dari ketiga foto tersebut yang sama nilainya. Subsidi silang saya menyebutnya, atau bahasa romantisnya saling melengkapi. Halah. 😛
Kalau belum baca tulisan sebelumnya, Fotografi Dasar : Segitiga Eksposur (1)
Kita lihat lagi yuk ketiga foto kemarin.
Bisa kita lihat untuk eksposur memang identik, nyaris sama. Tetapi kalau dilihat tentu jelas perbedaannya, apa sih bedanya? Kalau dilihat dengan seksama dari kiri ke kanan bagian background (latar belakang) nya semakin blur. Ini menandakan semakin tipis juga ruang ketajamannya (Depth of Field yang disingkat menjadi DOF).
Elemen yang menyebabkan DOF tipis/sempit atau lebar/luas ini namanya Diafragma atau yang biasanya lebih dikenal dengan istilah Aperture. Diafragma ini adalah salah satu elemen dari Segitiga Fotografi. Dari contoh foto di atas besar nilai Diafragma dari kiri ke kanan adalah f/5.6, f/4.0 dan f/2.8.
Apa sih Diafragma ini? Jadi Diafragma ini menurut SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) adalah lubang yang terdapat pada lensa. Lubang ini bisa diatur besar- kecilnya sesuai dengan kebutuhan dan tergantung pada keadaan cahaya pada saat pemotretan. Diafragma berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa terbuka sehingga dapat menentukan kebutuhan intensitas cahaya pada saat merekam objek. Angka- angka bukaan diafragma dikenal dengan istilah f-stop. Pengaturan diafragma pada saat pemotretan akan mempengaruhi kesan kedalaman pada gambar.
Silahkan unduh SKKNI 2014-355 Bidang Fotografi
Diafragma berpengaruh terhadap eksposur yang dihasilkan, karena Diafragma mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa. Di bawah ini bisa kita lihat bagaimana jika tiga foto dengan frame yang sama diambil hanya mengubah nilai Diafragmanya saja.
Bagaimana diafragma mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk? Kalau kita googling biasanya yang muncul adalah ilustrasi dari diafragma, biasanya berbentuk chart. Biar lebih jelas mari kita lihat langsung bentuk fisiknya seperti apa.
Bilah-bilah itulah yang disebut diafragma, ini diambil dari lensa AF DC-NIKKOR 135mm f/2D. Kebayang dong kenapa f/2.8 lebih terang daripada f/5.6? Ya karena di f/2.8 lubangnya lebih besar sehingga cahaya lebih banyak masuk, kalau Diafragma semakin kecil semisal f/1.4 maka bilah-bilah itu akan terbuka lebih lebar. Jadi semakin kecil angka Diafragma semakin banyak cahaya masuk yang berarti semakin terang gambarnya, berlaku sebaliknya kalau angka Diafragma semakin besar maka semakin sedikit cahaya masuk dan semakin gelap gambarnya. Sesederhana itu kok, jadi jangan dianggap rumit.
Fungsi diafragma berikutnya adalah mengatur ruang tajam/Depth of Field. DOF sendiri tidak hanya dipengaruhi oleh Diafragma saja tetapi DOF bisa dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
- Diafragma. Semakin kecil Diafragma semakin sempit DOF-nya, berlaku sebaliknya semakin besar Diafragma semakin luas DOF-nya.
- Focal Length (Panjang Lensa). Semakin panjang lensanya (tele) semakin sempit DOF-nya, semakin lebar lensanya (wide) semakin luas DOF-nya.
- Jarak objek ke lensa. Semakin dekat lensa dengan objek semakin sempit DOF-nya, semakin jauh lensa dengan objek semakin luas DOF-nya.
Untuk ilustrasinya saya buatkan bagan supaya mudah membayangkan.
Kalau kita memfokuskan pada objek katakanlah di nomor 5, maka dengan besar Diafragma yang ada di samping kiri kira-kira ruang tajam/DOF nya ada di area yang berwarna biru dan tidak tajam pada area yang berwarna abu-abu atau biasa disebut Out of Focus. Semakin jauh ke belakang dari benda yang kita fokuskan semakin blur, jadi benda apapun yang ada di posisi 20 akan lebih blur dari yang ada di posisi 10.
DOF pada lensa pada umumnya akan meng-cover area horisontal dan vertikal dari objek yang difokuskan.
Gambar di atas adalah ilustrasi bagian mana saja yang fokus. Anggap saja tiap bulatan itu adalah tampak atas dari orang-orang yang sedang berbaris. Ilustrasi di atas adalah ketika kita sedang menggunakan Diafragma kecil sehingga menghasilkan DOF yang sempit.
Di bawah saya sertakan juga tampak samping dari ilustrasi di atas. Tetap anggap bulatan ini adalah orang berbaris ya dengan menitik fokuskan pada bulatan yang berwarna merah.
DOF yang sempit adalah foto dengan subjek/objek yang tajam dengan foreground/background yang blur. DOF yang sempit biasanya digunakan untuk pemotretan orang atau benda lainnya agar lebih menonjol.
DOF yang luas akan menghasilkan gambar yang tajam mulai dari foreground ke background. DOF yang luas biasanya digunakan untuk pemotretan landscape/cityscape yang membutuhkan detil dan ketajaman diseluruh bagian gambar.
Orang biasanya lebih suka dengan DOF sempit karena terkesan lebih gimanaaaaa gitu. Terutama kalau motret model. Kalau saya pribadi sih penggunaan DOF sempit atau luas tergantung pesan yang ingin disampaikan dan tentunya tergantung kebutuhan.
DOF sempit ini tentunya juga ada kekurangannya secara teknis yaitu kalau kita tidak terlalu pandai mengontrol fokus maka biasanya akan terjadi yang dinamakan miss focus atau fokus yang melenceng. Hati-hati dalam penggunaan DOF sempit, biasanya ini terlihat jika file foto sudah ditransfer ke laptop/PC. Karena pengecekan via LCD kamera biasanya kurang terlihat karena ukurannya yang kecil.
Keuntungannya secara teknis juga ada. Penggunaan Shutter Speed juga bisa lebih cepat, cahaya lebih banyak masuk karena ketika menggunakan Diafragma kecil lubang pada lensa terbuka lebih besar. Atau juga bisa menggunakan ISO yang lebih rendah sehingga foto bisa lebih bening.
DOF luas tentunya juga memiliki kekurangan secara teknis, kebalikan dari keuntungan pada DOF sempit yaitu jika pada DOF luas tantunya harus menggunakan Diafragma yang lebih besar yang mana lubang Diafragma pada lensa lebih kecil, cahayapun lebih sedikit masuk. Ini bisa dikompensasi dengan menggunakan ISO yang lebih tinggi (kemungkinan foto kurang bening), ataupun menurunkan Shutter Speed yang bisa mengakibatkan foto menjadi goyang (shaky).
Keuntungannya bisa mendapatkan foto yang lebih tajam, kemungkinan miss focus lebih kecil kecuali memang lensanya bermasalah.
Bersambung ke Fotografi Dasar: Shutter Speed/Kecepatan Rana (3)
Bayu Swandhani
Siap mbak sedang ditulis materinya. Semoga secepatnya bisa di publish.