Wonder Photo Shop (WPS) cukup mengobati kegelisahan saya tentang bagaimana nasib sebuah foto harusnya berakhir. Untuk saya proses terakhir dari foto itu dicetak, bukan disimpan saja pada digital storage kita. Karena begitulah fenomena yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
“Photograph is meant to be printed”
Dengan launching nya WPS di Central Park Mall ini berarti masih ada yang concern terhadap dunia cetak-mencetak foto. Ini merupakan gerai kedua setelah sebelumnya pada tahun 2017 mereka membuka WPS di Kota Kasablanka.
Menawarkan Cara Yang Beda
Mereka menawarkan cara yang beda untuk memberi jejak fisik pada file foto digital. Beda dalam arti positif ya. Tidak cuma ukuran standar seperti 4R, 5R ataupun 8R saja, kita bisa cetak square ala Fujifilm Instax, atau mencetak beberapa foto sekaligus dalam satu lembar foto. Kolase kalau bahasa jaman now nya.
Self Service
Di WPS ini kita diberikan pengalaman untuk memilih dan memproses sendiri foto mana yang ingin dicetak. Jangan kuatir karena ada panduan step by step nya kok. Kalau masih bingung bsia juga bertanya kepada mas-mas yang jaga di sana, pasti dibantu kok.
Senjata untuk mencetaknya cukup dengan smartphone kita. jangan lupa sebelumnya instal aplikasinya dulu ya, supaya bisa connect ke mesinnya. Duh pokoknya gampang kok, lebih gampang cetaknya daripada nulis penjelasannya. jadi mendingan coba langsung deh.
Jadi misalkan habis buka puasa bareng teman-teman di Central park atau Kokas, foto-fotonya bisa langsung dicetak di WPS ini. Seru kan pulang bukber bawa foto yang dicetak.


Sejujurnya Wonder Photo Shop milik Fujifilm ini mengingatkan saya kepada FIP. Ada yang ingat apa itu FIP? Yaa betuulll. Fuji Image Plaza. Meskipun bentuk store nya jauh lebih sophisticated daripada FIP jaman old. Kids jaman now mungkin ngga kenal apa yang namanya FIP. Btw masih ada ngga sih?
Kapan Terakhir Mencetak Foto?
Coba dingat-ingat lagi, kapan terakhir mencetak foto? Teknologi digital memang memudahkan kita untuk mengambil foto dengan lebih baik, menyimpannya dengan lebih simple dan kemudahan mengaksesnya yang luar biasa. Tapi ketika melihat sebuah foto dicetak, tentu sensasinya jauh lebih wah dibanding hanya sekedar melihatnya dari lcd saja. Apalagi lewat layar smartphone yang kecil itu. Coba deh.
Saya dan isteri cukup sering mencetak foto, baik saat momen spesial maupun foto-foto liburan. Ada yang dijadikan album, dipigura, ditempel di kulkas pakai magnet, dll.


Kanan: Masjid Kuba Madinah

Kanan: Korea Selatan
Ketika sedang berkunjung ke rumah orang tua sesekali saya dan isteri beserta ibu melihat-lihat album foto, foto jadul tentunya. Dari mulai bapak dan ibu saya masih muda, ketika kakak, saya dan adik masih kecil sampai masa remaja. Semua masih tersusun rapih dalam album foto. Itu salah satu family time yang berkualitas menurut saya.
Jaman boleh berkembang, tetapi tradisi tidak boleh hilang.
Leave a Reply