Nama Punthuk Setumbu sudah saya kenal sejak lama. Karena teman-teman fotografer banyak yang hunting motret ke sana. Selain karena pemandangannya dahsyat, bisa menikmati sunrise yang romantis. Tapi untuk fotografer bukan dua hal itu yang jadi pusat perhatian, tetapi karena dapat memotret Candi Borobudur dari kejauhan. Sungguh sudut pandang yang berbeda dari foto Candi Borobudur yang sering kita lihat.
Tujuan saya ke sini sebetulnya bukan husus untuk motret, tapi untuk berwisata saja. Menikmati matahari terbit dengan pemandangan yang eksotis. Kurang eksotis apa coba, menikmati matahari terbit bareng isteri dengan pemandangan Candi Borobudur dengan backdrop Gunung Merapi dan Gunung Merbabu?
Perjalanan Menuju Punthuk Setumbu
Kami menginap di Jogja, di Yat’s Colony. Tempat rekomendasi isteri karena melihat tempatnya bagus. Tahun lalu adik ipar sekeluarga juga pernah menginap di sini, dan puas.
Perjalanan untuk mencapai Punthuk Setumbu dari Jogja tidak sebentar, kira2 butuh waktu satu jam jika lancar. Jadi jika tidak ingin terlambat melihat sunrise harus berangkat paling lambat pukul 3:30 dari Jogja. Untuk yang ingin berkendara sendiri bisa cari lokasinya di Google Maps. jangan kuatir tersesat karena sepanjang perjalanan penunjuk jalan menuju lokasi cukup banyak.
Banyak yang mengira lokasi ini dan Candi Borobudur ada di Jogja, sebenarnya berada di Magelang. Okay saya persingkat ya ceritanya.
Akses Jalan yang Baik
Tidak perlu khawatir untuk membawa kendaraan sendiri, mobil sedan pun akan sanggup dengan cukup nyaman untuk sampai ke tempat ini. Akses jalan yang lumayan mulus (aspal dan beton) jelas membuat perjalanan lebih cepat. Hanya saja ketika mendekati lokasi jalan akan menyempit. Cukup untuk dua mobil tetapi kadang di beberapa titik harus ada yang mengalah untuk sedikit keluar aspal.
Untuk parkir juga tidak perlu khawatir, di sana tersedia tempat parkir yang cukup luas untuk mobil maupun motor. Harga tiket parkir untuk mobil Rp. 5000,- sementara untuk motor Rp, 2000,-.
Borobudur Nirwana Sunrise
Seperti sudah disebut di atas, bahwa pemandangan di sini sangat eksotis, indah. Dari namanya saja sudah jelas maksudnya apa. Menikmati matahari terbit dengan objek utaman Borobudur yang indahnya bak nirwana. #lebaymodeon
Tapi memang harus lebay, karena jika dibanding dengan negara lain, Indonesia itu surganya landscape dan seascape, percaya deh. Jika berkesempatan untuk berwisata dan bingung mau ke mana, tempat ini sangat saya rekomendasikan.
Tidak gratis
Namanya tempat wisata, terlebih dikelola pasti tidak ada yang gratis. Sebelum kita masuk ke area Punthuk Setumbu, kita harus membeli tiket terlebih dahulu. Harga tiketnya Rp. 15.000,- per orang untuk wisatawan domestik, dua kali lipat untuk wisatawan mancanegara.
Saya tidak menanyakan pukul berapa loket buka, tapi ketika sampai di sana sekitar pukul 4:30 loket sudah buka. Bangunan loketnya terlihat bagus ya? Lokasi perkir kendaraan persis ada di sebelah kanan loket.
Karena spot melihat sunrise ada di ketinggian, maka kita masih harus berjalan kaki sejauh 300 meter. Jalanannya menanjak, ada yang cukup curam tapi lebih didominasi dengan jalanan yang landai. Jalannya terbuat dari batu alam. Semenjak akhir tahun 2017 jalur ini direnovasi sedemikian rupa. Sebelumnya jalur ini hanya berupa tanah. Mungkin setelah viral gara-gara film AADC2 jadi lebih ramain orang yang berkunjung.

Jika saja jalurnya lebih bersahabat untuk kursi roda maka akan sangat amat keren banget. Karena di beberapa titik ada bagian tangga yang lumayan curam. Bisa sebetulnya dibuatkan jalur khusus agak melingkar yang lebih landai akan ramah untuk pengguna kursi roda. Tapi nampaknya di Indonesia belum sampai segitunya memikirkan masyarakatnya yang berkebutuhan khusus. Mereka juga berhak dong menikmati sunrise di Punthuk Setumbu.
Menikmati Sunsire di Punthuk Setumbu, Magelang
Perjalanan menanjak selama 15 menit akhirnya sampai juga di atas, di lokasi tempat kita bisa menikmati sunrise. Waktu itu jam masih menunjukkan pukul 4:50, masih belum nampak tanda-tanda matahari terbit. Kahirnya kami mengambil spot paling depan karena masih cenderung sepi. Tapi tidak lama mulai berdatangan orang-orang yang ingin menikmati sunrise juga. Terlihat ada rombongan turis dari Korea sekitar 20an orang.
Foto di atas sebetulnya diambil saat masih agak gelap, pukul 5:24 tepatnya. Entah kenapa jadinya terang banget. Mungkin karena pakai kamera depan dari kamera smartphone yang menasbihkan dirinya sebagai Selfie Expert. Hahahahahaha.
Spot di atas nampak jadi spot favorit para fotografer untuk menikmati sekaligus mengabadikan momen indah ini. Niat utamanya memang mau menikmati sunrise, tapi namanya fotografer tetap saja sibuk motret. Istri juga ternyata lumayan sibuk motret dengan kameranya. Tapi tetap Menikmati sunrise kok. Hehehehehehe.
Indah kan pemandangannya? Bisa terlihat jelas Candi Borobudur pada foto di atas. Sayangnya kondisi cuaca pagi itu sangat berawan. Hasil ngobrol dengan orang di sana ternyata waktu terbaik untuk motret di sini sekitar bulan Juni sampai September. Sepertinya harus balik lagi sekitar bulan itu.
Dengan pemandangan yang luar biasa indah dan tempat yang sangat nyaman, tidak afdhal jika tidak membuat foto dengan latar belakang sunrise di sana. Ayo coba cari yang mana sih Candi Borobudur pada foto di bawah ini?
Pemerintah sudah membuat lokasi ini sedemikian nyaman untuk bersiwata, tolong dijaga ya teman-teman untuk kebersihan dan juga fasilitas lainnya.
Setelah kita menikmati sunrise biasanya sekalian berkunjung ke Gereja Ayam yang lokasinya tidak jauh. Masih terlihat bagian kepalanya di antara rimbunnya pepohonan dari Punthuk Setumbu. Tempat ini juga termasuk yang viral semenjak film AADC2.
Jika ada pertanyaan bisa langsung di kolom komentar ya. Terima kasih.
wah manatp indahnya, jd pingin ke sini
Indah banget di sana pas sunrise. Kalau pas ke Jogja sangat rekomen untuk ke sini.